Senin, 24 November 2008

Gondang Batak Toba

Banyak orang Batak yang menganggap bahwa gondang Batak itu identik dengan kekuatan magis dan ritual-ritual sejenisnya. Namun ternyata setelah melihat lebih dekat, saya mengamati bahwa gondang tidak semata-mata hanya untuk keperluan adat saja. Saya pernah mendengarkan sebuah cerita tentang sebuah gondang yang diciptakan oleh seorang penatua suatu huta sebagai ungkapan keluh kesah dan keresahan hatinya. Penatua tersebut baru saja kalah dalam suatu pemilihan kepala desa dan untuk mengungkapkan kegundahan hatinya, beliau menciptakan sebuah gondang, saya lupa apa nama gondangnya, tetapi gondang tersebut benar-benar tidak ada kaitannya dengan kekuatan magis dan sejenisnya.
Pernah dengar Gondang si Bunga Jambu? Gondang ini adalah salah satu jenis gondang yang dimainkan ketika kumpulan remaja dan orang muda menari bersama dalam tarian sukacita. Sama sekali tidak ada kaitan magisnya kan? Memang sebagian besar gondang biasanya digunakan dalam upacara adat dan ritual-ritual tertentu. Namun kita juga menikmatinya sebagai bentuk musik yang kaya dengan nuansa Batak -"habatahon".

Apakah anda juga tahu kalau komposisi gondang itu juga terdiri dari dua bagian? Kalau ini saya baru tahu.Ternyata yang dinamakan gondang hasapi dan gondang sabangunan itu berbeda. Kalau dulu di telinga saya, sama saja bunyi dan iramanya. Setelah saya amati dan dengarkan lebih lanjut ternyata memang berbeda. Sebut saja gondang hasapi. Komposisi sebuah gondang hasapi biasanya dimainkan oleh tidak kurang dari 5 orang, yaitu 1 orang pemain garantung, 1 orang pemain hasapi doal, 1 orang pemain hasapi ende, 1 orang pemain sarune etek dan 1 orang pemain hesek. Nah... hasapi adalah keunikan dari gondang hasapi. Hasapi tentunya tidak dimainkan dalam gondang sabangunan. Gondang Sabangunan terdiri dari paling tidak 8 orang, yaitu 1 orang pemain gordang bolon, 1 orang pemain taganing, 1 orang pemain ogung oloan, 1 orang pemain ogung panggora, 1 orang pemain ogung ihutan, 1 orang pemain ogung doal, 1 orang pemain sarune bolon dan 1 orang pemain hesek.

Lalu dimana perbedaan mereka? Nah.. ini yang bisa saya amati. Dalam gondang hasapi terdapat garantung dengan 5 bilah kayu sebagai pembawa tempo. Garantung ini sama fungsinya dengan taganing yang ada di gondang sabangunan. Kalau sarune yang mereka gunakan sih sama saja fungsinya, sebagai pembawa irama lagu. Yang membedakan hanya ukuran sarune yang digunakan. Pada gondang hasapi digunakan sarune etek dan pada gondang sabangunan digunakan sarune bolon. Hasapi yang digunakan pada gondang hasapi memiliki fungsi yang sama dengan ogung yang terdapat pada gondang sabangunan. Pada kenyataannya gondang sabangunan memiliki instrumen yang lebih lengkap, dan terkadang ditambah dengan penggunaan odap-odap, sejenis gordang kecil yang digunakan untuk menambah kekayaan ketukan pada gondang.

Saya ingat pengalaman di waktu kecil, ketika keluarga saya yang ingin menyelenggarakan pesta hendak mengundang para kerabat, disepakati untuk menggunakan gondang sabangunan setelah melalui perdebatan yang panjang. Saya ingat ada beberapa ketentuan yang berlaku pada masa itu untuk dapat menggunakan gondang sabangunan. Saya tidak ingat secara pasti tetapi salah satunya adalah karena alasan pembiayaan. Tentu saja hal tersebut masuk akal mengingat rombongan yang akan disewa untuk memainkan gondang akan lebih banyak jumlahnya. Sejauh pengamatan saya, saat ini sudah lebih banyak orang yang memilih untuk menggunakan fasilitas musik modern daripada gondang. Selain karena lebih sesuai dengan keinginan hati mereka, alat musik modern juga relatif lebih murah pembiayaannya dibanding dengan gondang. Memang hal tersebut lumrah adanya, mengingat semakin terbatasnya jumlah orang yang dapat memainkan gondang dengan baik, paralatan gondang pun semakin sulit didapati.

Pernah dalam satu kesempatan untuk mengundang tim pemain gondang, saya bersama beberapa rekan harus berkendara hingga jauh ke pelosok desa, dan setelah bertemu kami juga harus bersedia menunggu agar mereka dapat melengkapi tim mereka terlebih dahulu. Wah ....sulit juga... Kenyataan itu sudah terjadi pada masa sekarang, bagaimana lagi untuk 5-10 tahun mendatang? sungguh sangat menghawatirkan memang....

Tidak banyak lo..orang yang masih peduli dengan budaya.. boro-boro mikirin gondang dan lain sebagainya...makan aja susah bagi sebagian orang. Beruntunglah diantara sedemikian banyak orang Batak, masih tetap saja ada orang yang pedulli. Dan saya sangat salut terhadap mereka-mereka ini. Sebut saja salah satunya kelompok diberi nama suarasama, salah satu tim yang menghidupkan kembali opera Batak Toba. Mereka sudah banyak berkarya dan berpartisipasi untuk mengenalkan musik Batak ke dunia luar. Termasuk salah satu program mereka di salah satu Universitas di Bandung, yaitu UPI. Program yang mengajarkan permainan gondang kepada generasi muda(SMU-red) mendapat respon yang positif dari orang muda disana. Dari program ini pula saya membaca dan memperoleh pengetahuan baru tentang berbagai teknik yang diajarkan untuk memainkan gordang dan instrumen lainnya dalam gondang baik gondang hasapi maupun gondang sabangunan. Ternyata masih bisa dipelajari lo...Merasa tertarik mempelajari permainan gondang? Anda boleh memulainya dari sekarang...

Salam.